Arak Bali sebagai Bahan Bakar Alternatif
Salah satu bahan bakar alternatif yang kembali mulai mendapat perhatian khusus adalah ethanol (ethyl alcohol), cairan bening tanpa warna dan beraroma khas. Campuran dengan air akan memberi rasa manis, namun pada konsentrasi tinggi akan memberi rasa terbakar. Ethanol, CH3CH2OH adalah alkohol, yang merupakan kelompok senyawa kimia yang mengandung senyawa hydroxyl-OH yang terikat pada atom karbon. ============================================================ Awal tahun 1900-an, Henry Ford telah memproduksi kendaraan yang menggunakan bahan bakar ethanol. Ethanol dipilih karena memiliki karakteristik pembakaran yang baik dan potensi ketersediaannya yang cukup besar, mengingat ethanol ini bisa diproduksi dari hasil pertanian. Namun, gema ethanol sebagai bahan bakar mulai berkurang karena adanya minyak bumi yang pada saat itu masih tergolong bahan bakar yang murah, tanpa menghiraukan dampaknya terhadap lingkungan. Ada tiga cara umum pemanfaatan ethanol sebagai bahan bakar transportasi. Dicampur dengan bahan bakar bensin, umumnya 10% dan dikenal sebagai gasohol. Sebagai aditif baik secara langsung maupun setelah diubah kedalam senyawa ether, yaitu Ethyl tertiary butyl ether (ETBE). Digunakan sebagai bahan bakar langsung yang dikenal dengan E85 atau E95. Dibandingkan dengan bahan bakar bensin, pembakaran ethanol tergolong pembakaran yang bersih, bersih dalam arti bahwa tidak mencemari udara. Pembakaran ethanol akan melepaskan hanya CO2 yang diperlukan tumbuhan dan air yang diperlukan oleh seluruh makhluk hidup. Dipilihnya ethanol sebagai bahan bakar alternatif, selain karena pembakaran yang bersih, juga karena mudah diproduksi atau dengan sebutan lain merupakan bahan bakar yang dapat diperbarui. Ethanol dapat diproduksi dari destilasi kacang-kacangan, jagung, beras, dan hasil pertanian lainnya. Setelah melalui proses sakarifikasi dan fermentasi, material siap untuk didestilasi, melalui proses pemisahan ethanol dan air yang terkandung di dalamnya. Selain ethanol, hasil sampingan dari proses pembuatan ethanol adalah karbon dioksida dan ampas destilasi. Karbon dioksida yang dilepas pada saat fermentasi ditampung dan dapat dijual untuk mengkarbonisasi minuman. Sedangkan ampas destilasi dapat dikeringkan dan merupakan makanan dengan protein yang tinggi. Keuntungan menggunakan ethanol sebagai bahan bakar antara lain: Merupakan bahan bakar yang dapat diperbarui. Angka oktan tinggi. Meningkatkan efisiensi pembakaran karena mengandung 35% oksigen. Mengurangi emisi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan. Dapat diproduksi baik dari hasil pertanian maupun sampah pertanian. Dari empat pabrik di Lampung, Jawa Timur dan Jawa Tengah, ethanol yang dihasilkan mencapai 174,5 juta liter per tahun. Di mana 115 juta liter diekspor ke Jepang dan Filipina, sedangkan sisanya digunakan sebagai bahan baku industri asam asetat, selulosa, pengolahan rumput laut, minuman alkohol, cat, farmasi, dan kosmetik.
sumber.bali post minggu
02 Mei 2007
Etanol dari Arak Bali
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar