Senin,3 September 2007
Kadek Rubin Macre (17), crosser Bali gagal naik podium. Sebaliknya, Ade Surya Wibisana, berhasil naik podium. Hanya berbeda kelas saja. Rubin turun di kelas paling bergengsi 125 cc dan belum mampu meladeni Deni Orlando atau Zulfikar. Sedang, Ade Surya Wibisana (12), turun di kelas 65 cc.
Pada kejuaraan balap motor berjuluk Final Internasional Indonesia Supercross Championship 2007 di Sirkuit Tulikup Gianyar Sabtu-Minggu (1-2/9) itu, Rubin tidak bisa berkutik. "Persaingan di kejurnas memang masih berat, dan masih perlu latihan ekstra. Sirkuit kering dan berdebu. Sehingga saya harus berhati-hati dan kosentrasi. Sebab kalau tidak, sedikit lengah, maka akan terulang kejadian di kejurnas Jakarta 2006 lalu. Selain itu, sirkuit berlobang, karena terlalu banyak race. Dan yang terpenting, harus tetap optimis juara di kejuaraan selanjutnya," kata Kadek Rubin Macre, saat ditemui NusaBali, usai perlombaan, Minggu (2/9). Crosser Bali bersaing di kelas 125 cc di tingat nasional, Kadek Rubin Macre. Di kelas 85 cc Satria Pinandika, Daniel Alif Hansfrod, Brody Made Kariarta, dan Gerry Senna. Sementara itu, di kelas 65 cc Ade Surya Wibisana, Ketut Ferdika Ferry dan di kelas 50 cc Peewee Diva Ismaya, dan Alfin Marcello. Sayang, crosser Bali di kelas bergensi tingkat nasional belum menunjukkan kelasnya. Hasil kejuaraan kemarin, di kelas 125 cc Kadek Rubin Macre berada pada finis ke-12. Pada kelas 85 cc Garry Senna finis ke-6, Daniel Alif Hansfrod finis ke-8, dan Gerry Senna finis ke-11. Sedangkan pada kelas 65 cc Ade Surya Wibisana finis ke-1 dan Ketut Ferdika Ferry finis ke-5. Bali sebagai tuan rumah terobati dengan berhasilnya crosser usia belia. Ade Surya Wibisana (12) yang turun di kelas 65 cc berhasil merebut podium. "Sebenarnya di lap-lap pertama hingga ketiga sempat tegang. Tetapi, pelan-pelan saya kondisikan seperti latihan tiap hari, karena setiap hari latihan di sirkuit ini. Jadi tampil semaksimal mungkin, dan jangan sampai terjatuh saja. dan tetap menjaga jarak," kata Ade Ade Surya Wibisana. Sementara itu, Dr. Bagus Darmayasa (45), Ketua Pengprov IMI Bali membenarkan, bagi crosser Bali memang masih perlu latihan lagi. Pasalnya, di Bali perkembangan motor cross masih minim. Dengan adanya even seperti ini memotivasi crosser Bali untuk lebih bersaing di tingkat nasional dan Internasional. Sedangkan sirkuit Tulikup, bagi Bali merupakan kemajuan motorcross. Dan sebagai tempat pariwisata, selain keindahan alam juga adanya wisata otomotif. "Pembalap lokal memang try out mereka di ajang paling bergengsi di tanah air. Kejurnas tahun depan bisa jadi crosser Bali bakal semakin tangguh. Karena bibit di Bali sudah kelihatan. Di kelas 85 cc, misalnya crosser sudah mampu di posisi sedang. Selain itu, sebagai tolak ukur crosser di level nasional. Sehingga nanti bisa memotivasi peningkatan prestasi. Selain itu juga untuk menarik kegiatan otomotif di Bali. Sehingga lima tahun lagi diharapkan muncul pembalap-pembalab Bali yang bisa bersaing di level nasional dan internasional," kata Ir. Ketut Panca Wirawan, 38, Kabid Olahraga IMI Bali. Insiden kecelakaan terjadi saat final kelas 125 cc. Croser dari Jawa Timur Tri Priyo Nugroho kelas 125 cc terjatuh pada lap ke-17, terjungkal setelah lonjakan dan tikungan, dan dia tidak bisa melanjutkan perlombaan. Kejurnas Final Internasional Indonesia Supercross Championship 2007 kemarin, sebagai juara nasional di kelas 125 cc Deni Orlando dari Jawa Tengah, posisi kedua Zulfikar dari Aceh Darussalam. Sedangkan juara Internasional Troy Carrol dari Australia, posisi kedua Thanarat Penjan dari Thailand. "Saya sebenarnya sempat kecelakaan dan bertabrakan dengan Zulfikar. Tetapi, motor saya masih hidup, langsung saya tancap dan tetap kosentrasi. Akhirnya, saya bisa juara," kata Deni Orlando, usai perlombaan.
sumber NusaBali
Komentar :
Posting Komentar