Ketika Suzuki Menghadapi Tantangan makin Berat
Ibarat adu tinju, Suzuki harus mengeluarkan segala jurus untuk membendung serangan Honda dan Yamaha.
Dalam dua tahun terakhir (2006-2007), persaingan industri kendaraan roda dua Indonesia, merupakan tahunnya Yamaha dan Honda. Sementara dua pabrikan lainnya asal Jepang Suzuki dan Kawasaki makin menurun bila dibandingkan dengan 10 tahun terakhir. {(Lihat Tabel)} Pada tahun 2004, Suzuki berhasil menjual sebanyak 844.235 unit. Kalah tipis dibandingkan Yamaha yang berhasil menjual produknya sebanyak 884.084 unit.
Pada tahun 2005, Suzuki masih bersaing ketat dengan Yamaha untuk memperebutkan pangsa pasar sepeda motor nasional, yang secara keseluruhan mencapai 5,074 juta unit. Keduanya bersaing ketat mempertahankan posisi kedua. Suzuki menjual sebanyak 1.092 juta unit (22 persen). Sementara Yamaha berhasil mengungguli Suzuki dengan menjual sebanyak 1.236 unit (23 persen).
Tahun 2006, pangsa pasar Suzuki makin menurun. Di tahun 2006 ini, Yamaha jauh meninggalkan Suzuki dengan total penjualan berselisih lebih dari dari separo penjualan Yamaha. Saat itu, Yamaha menjual sebanyak 1.458.561 unit (34 persen), sementara Suzuki hanya 568.041 unit (16,5 persen). Beberapa produk yang diluncurkan Suzuki seperti Suzuki Shogun 125SP, Suzuki Arashi 125, Suzuki Thunder 125 (Sport) dan Spin 125cc (Matik), tampaknya kurang menarik minat konsumen Indonesia. Bahkan, Suzuki Arashi 125 yang 'digadang-gadang' bakal menjadi badai bagi pabrikan lainnya (Arashi berasal dari bahasa Jepang yang berarti badai), ternyata angka penjualannya tidak sesuai harapan.
Menjelang HUT RI ke-62 lalu, Soebronto Laras, Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki International (ISI) ATPM Suzuki di Indonesia-kembali meluncurkan varian terbaru Shogun, yaitu New Shogun 125 cc. Shogun pernah menjadi andalan Suzuki pada awal tahun 2000-an dengan jargon iklannya yang terkenal, 'Shogun dilawan!'
Mampukah New Shogun 125 melawan Honda Supra X 125, Yamaha MX 135LC, Kawasaki Kaze ZX 130 cc atau Kaze 120 cc? Apakah produk Suzuki terbaru di kelas matik, Skywave 125 cc mampu menghadang pesaingnya seperti Yamaha Mio, Mio Soul dan Nouvo, serta Honda Vario dan Kymco Free LX?
Tentu kita harus menunggu bukti.
Soberonto berharap, produk-produk baru Suzuki ini bisa mengatasi ketertinggalan yang cukup tajam dari kompetitornya itu. Namun, dengan selisih angka yang cukup jauh, Suzuki harus mengerahkan segala kemampuannya untuk mampu merebut pangsa pasarnya yang telah hilang.
Ibarat tinju, sepanjang tahun 2007 ini Suzuki harus berjibaku menghadapi para pesaingnya. Sejak Januari hingga Juli 2007, penjualan Suzuki hanya mencapai 323.604 unit, atau hanya sekitar 13 persen dari total penjualan sepeda motor yang mencapai 2.481.380 unit. Sepanjang Januari-Juli 2007, Honda masih unggul atas Yamaha dengan total penjualan sebesar 1.066.592 unit (43 persen), sedangkan Yamaha menjual sebanyak 1.047.367 unit (42 persen). Sementara itu, Kawasaki hanya mampu menjual sebanyak 21.612 unit.
Jika berkaca dari data penjualan yang ada, pasar sepeda motor yang sesungguhnya tergerus, bukanlah melulu pasar Honda, melainkan pasar Suzuki juga. Pangsa pasar Honda yang selama ini selalu berada pada kisaran 52-53 persen, masih menunjukkan angka yang relatif lebih lebih baik dan berada pada kisaran 43-45 persen. Sementara, pasar Suzuki setiap bulan terus berkurang.
Masyarakat Indonesia selama ini terlalu dibuai dan dimanjakan dengan iming-iming irit bahan bakar dan harga ringan. Bukankah, iklan promo Yamaha seperti diungkapkan Deddy Mizwar, irit bahan bakar yang selama ini didengung-dengungkan itu, tidak lebih dari beberapa tetes saja? Masyarakat juga tidak mau 'dibodohi' lagi dengan baju baru namun pada bagian kualitas bahannya sama seperti yang dulu. Masyarakat tidak mau lagi kalau memakai pembungkus baru, namun bagian dalamnya masih barang lama.
Pertanyaannya, apakah masih mau bertahan dengan produk lama, namun dengan bungkus baru? Jika ya, bersiaplah disalip pabrikan lainnya yang terus mengembangkan teknologi terbarunya. Dan kita tunggu saja, pertarungan selanjutnya. syahruddin el-fikri
( )
Komentar :
Posting Komentar