blog-indonesia.com

Cari di blog ini

Followers

06 Juni 2008

Tiga Jepang Bertarung Ketat

"First Drive 3 Mobil Jepang"

SUZUKI, Honda, dan Toyota, tiga pabrikan pembuat mobil terkemuka Jepang, bertarung ketat dalam penjualan sedan kecil sub-compact yang berkapasitas mesin 1.5 Liter dengan harga berkisar Rp 148 juta-Rp 167,9 juta.Baik PT Indomobil Niaga Internasional, PT Honda Prospect Motor, maupun PT Toyota Astra Motor berlomba-lomba meyakinkan konsumen bahwa produknyalah yang terbaik. Suzuki Baleno Next-G muncul dengan slogan Always The Right Answer, All-New Honda City dengan slogan Beyond Expectation, sedangkan Toyota Vios dengan slogan It’s Everything.Tidak mudah untuk menyebutkan mana di antara ketiga sedan sub- compact itu yang terbaik mengingat masing-masing produk mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri.

Suzuki Baleno Next-G lahir dengan nama Suzuki LIANA, yang merupakan kependekan Life In A New Age. Mobil yang memenuhi standar Eropa dan Amerika Serikat ini diluncurkan pertama kali di Geneva Motor Show 2002 (Swiss) pada awal Maret 2002. Di Amerika Serikat, Suzuki LIANA dikenal dengan nama Aerio. Di Indonesia, Suzuki LIANA muncul dengan dua nama, varian multi-purpose vehicle (MPV) dinamakan Suzuki Aerio, sedangkan varian sedannya dinamakan Suzuki Baleno Next-G, atau New Baleno.

Suzuki Baleno Next-G muncul dengan dua versi, yang berpersneling manual (M/T) dijual dengan harga Rp 149 juta dan yang berpersneling otomatik (A/T) dijual dengan harga Rp 160 juta.

Sementara All-New Honda City menggunakan platform dari MPV sub-compact Honda, Fit. Sebab itu, All-New Honda City yang di Jepang diberi nama Fit Aria, juga dikategorikan sebagai sedan yang bernuansa MPV. All-New Honda City muncul dengan dua versi, yang berpersneling manual Rp 152 juta dan yang berpersneling otomatik serta dilengkapi Steermatic (sejenis tiptronic) Rp 163 juta.

Adapun Toyota Vios yang diproyeksikan sebagai pengganti Toyota Soluna muncul dalam tiga tipe, yakni tipe 1.5E berpersneling manual dijual dengan harga Rp 148 juta, serta tipe 1.5G berpersneling manual dijual dengan harga Rp 157 juta dan 1.5G berpersneling otomatik dijual dengan harga Rp 167 juta. Nama Vios berasal dari bahasa Latin, yang berarti maju ke depan.

Berbeda dengan Suzuki Baleno Next-G yang muncul pertama kali di Eropa, All-New Honda City dan Toyota Vios pertama kali muncul di Asia lewat Thailand International Motor Expo. Itu tidak mengherankan karena pemasaran All-New Honda City dan Toyota Vios lebih ditujukan ke Asia.

All-New Honda City muncul dengan mesin i-DSI (intelligent-dual and sequential ignition), yang juga digunakan pada Honda Fit. Mesin i-DSI menggunakan dua busi pada tiap silinder, yang menyala secara berurutan, untuk menghasilkan pembakaran yang maksimal. Setelah busi pertama melakukan pembakaran, maka busi kedua mengoptimalkannya dengan membakar sisa campuran bahan bakar dan udara yang tidak terbakar sebelumnya. Ini yang membuat All-New Honda City lebih hemat dalam mengonsumsi bahan bakar dan kadar emisi lebih rendah daripada pendahulunya.

Sementara itu, Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios menggunakan mesin baru, yakni variable valve timing (VVT), yang lebih bertenaga, hemat bahan bakar, dan berkadar emisi rendah (kadar emisi atau gas sisa pembakarannya memenuhi standar yang dianggap aman). Pada mesin VVT, pembukaan dan penutupan katup dikontrol dengan komputer sehingga penggunaan bahan bakar sebanding dengan tenaga yang dihasilkan.

Berbeda dengan Suzuki Baleno Next-G yang masuk secara terurai (completely knocked-down) dan dirakit di dalam negeri, All-New Honda City dan Toyota Vios masuk secara utuh (completely built-up) dari Thailand.

PEKAN lalu, Kompas mendapat kesempatan untuk menguji coba Suzuki Baleno Next-G, All-New Honda City, dan Toyota Vios yang menggunakan persneling otomatik. Dan, untuk versi yang berpersneling otomatik, All-New Honda menawarkan fasilitas paling menarik.

All-New Honda City menawarkan persneling otomatik dengan teknologi terkini, yakni continuously variable transmission (CVT). Dengan CVT, saat berakselerasi atau berdeselerasi (menurunkan kecepatan), peningkatan atau penurunan gigi persneling tidak berlangsung berdasarkan urutan, 1-2-3-4-5, atau 5-4-3-2-1. Sebab, pada CVT, dua puli dalam konfigurasi V yang digerakkan oleh belt yang mengikuti putaran mesin, dengan cepat menempatkan gigi persneling yang sesuai dengan kecepatan yang dikembangkan.

Dengan demikian, akselerasi dan deselerasi berlangsung mulus. Getaran, sentakan, dan energi yang terbuang seperti yang terjadi pada mobil yang menggunakan persneling otomatik konvensional tak ada lagi.

Seperti pada mobil berpersneling otomatik biasa, All-New Honda City memiliki tuas persneling dan huruf-huruf P (parking), R (reserve), N (neutral), dan D (drive). Namun, All-New Honda City juga dilengkapi dengan huruf S untuk pengendaraan sport.

Itu belum semuanya. CVT juga dilengkapi dengan Steermatic yang menggunakan 7 tingkat kecepatan. Steermatic memungkinkan perpindahan tingkatan kecepatan dilakukan hanya dengan menekan tombol plus dan minus di palang setir kiri dan kanan seperti mengoper gigi persneling secara manual tanpa kopling. Steermatic difungsikan dengan menekan tombol 7 speed mode yang terletak di bawah palang setir kanan, dekat salah satu tombol plus-minus Steermatic.

Dengan menggunakan persneling Steermatic, perpindahan tingkat kecepatan ke atas (ke gigi yang lebih tinggi) maupun ke bawah (ke gigi yang lebih rendah) sepenuhnya berada di bawah kendali pengemudi. Dengan demikian, perpindahan gigi yang berlangsung sebelum waktunya dirasakan tepat oleh pengemudi-seperti yang selama ini terjadi pada mobil berpersneling otomatik-tidak akan terjadi. Namun, anehnya, All-New Honda City yang menggunakan persneling otomatik itu tidak dilengkapi dengan footh rest, yang menjadi perlengkapan standar semua mobil otomatik.

Steermatic sangat berguna jika mobil dikendarai di kawasan pegunungan. Dengan menggunakan Steermatic, mobil tetap dapat dipacu dengan kecepatan dan irama yang sepenuhnya dikendalikan oleh pengemudi pada saat menanjak atau pada saat jalan menurun tajam.

Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios menggunakan persneling otomatik dengan 4 tingkat kecepatan. Namun, untuk membuat agar perpindahan gigi berlangsung halus dan presisi, Suzuki menggunakan sistem kontrol elektronik yang diatur oleh technology control module (TCM). Toyota pun menggunakan teknologi sejenis pada Vios, yang dinamakan Super ETC (electronically controlle transmission).

Namun, berbeda dengan All-New Honda City, Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios dilengkapi dengan antilock brake system (ABS) dan electronic brake force/pressure distribution (EBD). Dengan demikian, Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios terasa lebih mantap saat dikendarai dalam kecepatan tinggi.

SECARA umum dapat dikatakan bahwa ketiga sedan sub-compact itu mempunyai tingkat kesenyapan yang baik, dan pada Suzuki Baleno Next-G kesenyapan itu agak menonjol. Penapakan dan pengendaraan mobil di jalan pun cukup baik untuk sedan-sedan yang dijual pada kisaran harga di bawah Rp 170 juta. Semua itu dihasilkan oleh sistem suspensi yang baik. Dan, untuk penapakan dan pengendaraan itu, kelebihan All-New Honda City agak menonjol.

Di antara ketiga sedan sub-compact itu, All-New Honda City-lah yang mempunyai tenaga terkecil, tetapi torsi maksimum sudah mulai didapat pada 2.700 putaran mesin per menit (rpm). Menurut General Manager PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy, survei yang mereka lakukan menunjukkan orang yang menggunakan sedan sub-compact hampir tidak pernah memacu mobilnya melampaui 4.000 rpm. Sebab itu, pada All-New Honda City mereka tidak perlu memacu mesinnya sampai 4.000 rpm untuk memperoleh torsi maksimum.

Itu sebabnya, saat memindahkan tuas persneling dari P ke D dan melepas rem, All-New Honda City langsung memberikan tenaga yang besar sehingga tidak terasa jika sedang mengendarai sedan 1.5 Liter. Namun, jika mesin sudah dipacu sampai 4.000 rpm ke atas, tenaga besar yang dimiliki Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios terasa lebih menonjol daripada All-New Honda City. Kemampuan Toyota Vios untuk dipacu dalam kecepatan tinggi agak menonjol.

Jonfis Fandy mengakui bahwa citra orang mengenai Honda adalah suku cadangnya mahal. Namun, menurut dia, kenyataan yang sebenarnya tidak begitu. Ada suku cadang Honda yang lebih mahal daripada pesaingnya, tetapi ada pula yang lebih murah.

Berdasarkan klaim pabrik, maka di antara ketiga sedan 1.5 Liter itu, All-New Honda City adalah yang paling hemat dalam mengonsumsi bahan bakar. Dengan satu liter bensin, All-New Honda City dapat menempuh perjalanan sejauh 23 kilometer. Namun, itu didasarkan pada klaim pabrik. Dalam situasi sehari-hari, data itu dapat berbeda karena konsumsi bahan bakar itu sangat dipengaruhi banyak faktor, antara lain situasi lalu lintas (lancar atau macet), kondisi jalan (mulus, berlubang-lubang, menanjak, atau menurun), dan cara pengemudi mengemudikan kendaraannya.

Ketiga sedan 1.5 Liter itu memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Kini, tinggal terserah kepada masyarakat untuk memilih produk mana yang disukainya.
(James Luhulima)
sumber : kompas online

Komentar :

ada 0 comments ke “Tiga Jepang Bertarung Ketat”

Salam Otomotif !

blog ini mengulas perkembangan dunia otomotif, mulai dari event, produk baru, modifikasi, tips-trik, klub dan para kolektor mobil dan motor khususnya di indonesia.

Mengenai Saya

Foto saya
Denpasar, Bali, Indonesia
just try to be creative

KOMPASotomotif

komentar

Advertisers

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga LP * modified by eka DOT